Teori Stimulus Respon : Dollard dan Miller


Teori               : Teori  Stimulus Respon
Tokoh : Dollard dan Miller                                                                                                                      
Sumber           : Teori – Teori Sifat Dan Behavioristik

No
Topik
Deskripsi
Halaman
1
Latar belakang kehidupan











1.      Pendidikan









2.      Tokoh yang mewarnai ide dan wawasannya
3.      Profesi

John Dollar dan Neal Miller berbeda sangat mencolok, dalam hal-hal lain latar belakang mereka sangat mirip sekali. Bedanya, Miller menyajikan gagasan-gagasan dan temuan-temuan penting terutama dalam bidang  psikologi eksperimental, sedangkan Dolllar memberikan sumbangan- sumbangan dalam bidang antropologi dan sosiologi. Kendati meskipun begitu keduanya, sangat di pengaruhi oleh pengalaman-pengalaman mereka  di Institute of Human Relations dank arena itu mereka sama-sama berhutang budi kepada Hull dan Freud. Barangkali keberhasilan kerjasama mereka bersumber pada kesamaaan dan keyakinan tersebut, atas dasar mana mereka masing-masing telah membangun kekuatan-kekuatan empiris dan teoretis yang unik.  
John Dollard dilahirkan di Menasha,Wisconsin, pada tanggal 29 Agustus 1900. Neal E. Miller dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin, pada tanggal 3 Agustus 1909.
John Dollard menerima gelar A.B. dari Universitas Winconsin pada tahun 1922 dan berturut-turut meraih M.A (1930)dan Ph. D. nya (1931) dalam bidang sosiologi di Universitas Chicago. Ia memperoleh pendidikan dalam Psikoanalisis dari institute Berlin dan menjadi anggota dari Western New England Psycoanalityc Society.
Neal E. Miller meraih gelar B.S, nya dari Unversitas Washington pada tahun 1931. Ia meraih gelar M.A nya dari Universitas Stanford pada tahun 1932 dan Ph. Nya di bidang psikologi dari Universitas Yale pada tahun 1935. Tahun 1935-1936 ia mendapat beasiswa dari Social Science Research Council dan memanfaatkannya untuk mengikuti pendidikan analisis pasa institut psikoanalisis Wina. 
Sigmund Freud, O. Hobbart Mowrer (1950, 1953) dan Robert R. Sears (1944-1951), Joseph Wolpe dan Hans Eysenck, serta Martin Seligman dan albert Bandura
John Dollard diri tahun 1929 ia menjadi salah seorang pembantu rector Universitas Chicago. Pada tahun 1932 ia menerima jabatan di lektor di bidang antrologi di Universitas Yale dan pada tahun berikutnya menjadi lector di bidang sosiologi pada Insitut of Human Relation yang baru saja didirikan. Pada tahun 1948 menjadi peneliti dan professor di bidang psikologi. Ia dipensiunkan sebagai professor pada tahun 1969.  
Neal E. Miller dari tahun 1932 sampai dengan tahun 1935 ia menjadi asisten di bidang psikologi di Institut of Human Relations. Dari tahun 1936 – 1940 ia menjadi asisten dosen dan selanjutnya menjadi lector pada Institut of Relation. Ia menjadi peneliti dan lektor pada   tahun 1941. Dari tahun 1942 -1946, ia memimpin suatu proyek penelitian psikologi untuk Angkatan Udara AS. Pada tahun 1946, ia kembali ke Universitas Yale, menjadi Profesor dalam program kuliah James Rowland Angel dibidang psikologi pada tahun 1952. Ia menetap di Yale sampai tahun 1966 dan selanjutnya menjadi professor psikologi dan kepala Laboratorium psikologi fisiologi pada Universitas Rockefeller.     
205











206









258


206-208
2
Buku  
John Miller telah menerbitkan dua buku yang berisi analisis psikologis tentang rasa takut: Victory over fear (1942) dan Fear in battle (1943), dan dan suatu monograf penting mengenai bahan sejarah kehidupan, Criteria for the life history (1936). Bersama Frank Auld dan Alice White ia menerbitkan Steps in Psychotherapy (1953), sebuah buku yang menyajikan suatu metode psikoterapi yang mencajup pendeskripsian yang rinci tentang individu yag sedang dalam perawatan dan bersama Frank Auld menerbitkan Scoring human motives (1959). Pada tahun 1959 beberapa anggota staf Institute of Human Relation, termasuk Dollar dan Miller menerbitkan suatu monograf berjudul Frustration and aggression (1939). Karya ini merupakan suatu contoh awal dan menarik bentuk penerapan yang akan diterapkan dalam bab ini. Miller dan Dollar bersama-sama telah menulis dua buku yang berisi penerapan persi yang disederhanakan dalam teori Hull pada masalah-masalah yang menjadi garapan psikologi sosial (Social Learning and imitation, 1941), dan pada masalah-masalah yang menjadi perhatian psikologi klinis atau psikologi kepribadian (personality and psychotherapy, 1950). Isi buku-buku inilah, lebih-lebih buku kedua. Inti teori mereka merupakan suatu deskripsi tentang proses belajar.      
206
3
Bentuk kerjasama John Dollar dan Miller
Sangat terkenal di kalangan psikologi berkat karya eksperimental dan teoritisnya yang cermattentang proses pemerolehan dorongan-dorongan, hakekat perkuatan, dan penelitian konflik.
207
4
Sebuah contoh eksperimen
Dalam eksperimen hipotesis yang dilakukan oleh Miller dengan subyek tikus laboratorium menggunakan sebuah kotak persegi dengan lantai berjaringan kabel listrik. Kotak tersebut dibagi menjadi dua ruang dengan sekat sebagai pagar yang digunakan untuk lompat tikus dengan sebuah bel listrik yang dibunyikan bersamaan dengan dialiri arus listrik.
Dari eksperimen yang dilakukan oleh Miller ini akan memunculkan sesuatu yang berupa dorongan habit dalam teorinya.
Dorongan adalah konsep motivasional dalam sistem Hullian dan dipandang berfungsi membangkitkan tingkah laku tetapi ti­dak menetapkan arahnya. Pada contoh ini, dorongannya bersifat bawaan atau primer, berdasarkan rasa sakit. Tentu saja, masih ada sejumlah dorongan primer (primary drives) selain rasa sakit, seperti rasa lapar, haus, dan seks. Contoh-contoh terakhir, ber­beda dengan rasa sakit, merupakan keadaan-keadaan deprivasi atau kekurangan akibat tertahannya sejenis stimulus tertentu, seperti makanan, dan akan direduksikan dengan memberi organisme stimulus yang tepat, bukan dengan menghilangkan stimulasi yang bersifat membahayakan.

Berikut Skema Teori Miller:
Analisis teoritis tentang proses-proses yang terlibat
dalam pengondisian klasik suatu respon emosional
berdasarkan rasa sakit
ST kejutan -----> r emos -----> SD (dorongan) ------> Remos
                                Kebiasaan
SKbel
209-212
5
Struktur Kepribadian
Kebiasaan adalah konsep kunci dalam teori belajar yang dianut Dollar dan Miller. Suatu kebiasaan adalah pertautan atau asosiasi antara suatu stimulus (isyarat) dan suatu respon. Asosiasi-asosiasi yang dipelajari atau kebiasaan bisa terbentuk tidak hanya antara stimulus-stimulus eksternal dan respon-respon terbuka, tetapi juga antara stimulus-stimulus dan respon internal. Dasar terbesar teori mereka adalah mengenai penetapan kondisi-kondisi dalam kebiasaan diperoleh dan dihapus atau diganti, dan hanya sedikit atau sama sekali tidak menyinggung penggolongan kebiasaan atau penyusunan daftar aneka ragam kebiasaan penting yang diperlihatkan orang-orang. Dollar dan miller cukup menentukan prinsip-prinsip yang mengatur pembentukan kebiasaan dan menyerahkan masing-masing klinikus atau peneliti tugas untuk menentukan kebiasaan –kebiasaan khas orang-seorang.akan tetapi, mereka berusaha untuk menekankan dengan panjang lebar bahwa segolongan kebiasaan yang penting bagi manusia dihasilkan oleh stimulus-stimulus verbal, baik stimulus yang dihasilkan oleh orang-orang itu sendiri atau orang lain, dan bahwa respon-responnya seringkali juga bersifat verbal.    
220
6
Dinamika Kepribadian
Dollar dan Miller sangat eksplisit dalam mendefinisikan sifat motivasi, dan mereka menguraikan secara sangat rinci perkembangan dan perluasan motif-motif, tetapi sekali lagi, mereka tidak tertarik pada taksanomi dan klasifikasi. Malahan mereka telah berfokus pada motif-motif penting tertentu, seperti kecemasan. Dalam analisis mereka berusaha menjelaskan proses umum yang berlaku untuk semua motif. Pengaruh dorongan-dorongan pada subjek manusia dibuat rumit oleh munculnya sejumlah besar dorongan baru hasil penurunan ataupun pemerolehan. Selama proses pertumbuhan, individu mengembangkan sejumlah besar dorongan sekunder yang tugasnya membangkitkan tingkag laku.” Dorongan-dorongan yang dipelajari ini diperoleh dorongan dorongan primer, merupakan perluasan dorongan tersebut, dan merupakan bentuk atau rupa luar di balik mana tersembunyi fungsi-fungsi dorongan-dorongan bawaan yang mendasarinya.   
221
7
Perkembangan Kepribadian
1.      Kapasitas bawaan


















2.      Proses belajar












3.      Dorongan sekunder dan proses belajar









4.      Proses-proses mental yang lebih tinggi


























5.      Konteks sosial









6.      Tahap-tahap kritis perkembangan



7.      Proses –proses tak sadar





8.      Konflik




















9.      Bagaimana neurosis-neorisis dipelajari

10.  Psikoterapi


Dollard dan Miller mengganggap perubahan dari bayi yang sederhana menjadi dewasa yang kompleks sebagai proses yang menarik, sehingga banyak karyanya yang menjelaskan masalah ini. Bayi memiliki tiga repertoir primitif yang paling
penting, yaitu :
a. Refleks spesifik (specific reflexes)
Bayi memiliki refleks yang spesifik kebanyakan berupa respon tertentu terhadap stimulus atau kelompok stimulus tertentu.
b. Refleks bawaan yang hirarki (innate hierarchies of response)
Kecenderungan respon tertentu terhadap situasi stimulus tertentu sebelum melakukan respon lainnya.
c. Dorongan primer (primary drive)
Stimulus internal yang kuat dan bertahan lama, yang biasanya berkaitan dengan proses fisiologis. Drive ini memotivasi bayi untuk melakukan sesuatu tetapi tidak menentukan aktivitas spesifik apa yang harus dilakukan. Melalui proses belajar, bayi berkembang dari tiga repertoir tingkah laku primitif di atas menjadi dewasa yang kompleks. Bayi akan terus berusaha mengurangi tegangan dorongan, memunculkan
respon-respon menjawab stimuli baru, memberikan reinforcement respon baru, memunculkan motif sekunder dari drive primer dan mengembangkan proses mental yang lebih tinggi melalui mediasi stimulus.
Dollard dan Miller menyimpulkan dari eksperimen-eksperimennya bahwa sebagian besar dorongan sekunder yang dipelajari manusia, dipelajari melalui belajar rasa takut dan kecemasan. Dollard dan Miller menyimpulkan bahwa yang menjadi empat komponen utama belajar, yaitu drive (dorongan), cue, response dan reinforcement.
1. Drive                                                     
Drive adalah stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan. Kekuatan drive tergantung pada kekuatan stimulus yang memunculkannya. Semakin kuat drivenya, maka semakin keras usaha tingkah laku yang dihasilkan. Drive sekunder atau drive yang dipelajari diperoleh berdasarkan drive primer. Sesudah drive sekunder dimiliki, maka drive ini akan memotivasi untuk mempelajari respon baru sebagai fungsi dari drive primer. Kekuatan drive sekunder ini
bahwa seorang bayi dilahirkan dengan membawa sejumlah terbatas dorongan primer yang berkembang menjadi suatu sistem dorongan sekunder yang kompleks berkat pertumbuhan dan pengalaman. Dollard dan miller menegaskan bahwa kekuatan dari respon-respon internal yang dipelajari yang membangkitkan stimulus-stimulus dorongan, dan karena nya membangkitkan dorongan yang diperoleh itu sendiri merupakan fungsi dari faktor-faktor yang sama yang menentukan kekuatan-kekuatan hubungan S-R atau kebiasaan. Stimulus-stimulus yang dihasilkan respon berfungsi sebagai dorongan sekunder dalam arti mereka akan mendorong atau memaksa organisme agar melakukan respon, dan reduksi stimulus-stimulus tersebut akan memperkuat atau meneguhkan respon-respon yang dikaitkan dengan reduksi itu. Dengan kata lain kerja dorongan sekunder sama persis dengan dorongan primer.
1.      Generalisasi stimulus (stimulus generalization)
Generalisasi stimulus merupakan respon yang dipelajari dalam kaitannya dengan suatu stimulus, dapat dipakai untuk menjawab stimulus lain yang berbentuk atau berwujud fisiknya mirip. Semakin mirip stimulus lain itu dengan stimulus aslinya, maka peluang terjadinya generalisasi tingkah laku, emosi, pikiran atau sikap semakin besar.
2. Reasoning(berpikir)
Reasoning memungkinkan seseorang menguji alternative respon tanpa nyata-nyata mencobanya sehingga menyngkat proses memilih tindakan. Reasoning juga memberi kemudahan untuk merencanakan, menekankan tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif.
3. Bahasa (ucapan, pikiran, tulisan maupun sikap tubuh)
Bahasa merupakan respon isyarat yang penting sesuda reasoning. Dua fungsi pentingnya sebagai respon isyarat adalah generalisasi dan diskriminasi. Dengan memberi label yang sama terhadap dua atau lebih kejadian yang
berbeda, maka terjadi generalisasi untuk meresponnya secara sama. Sebaliknya label yang berbeda terhadap kejadian yang hampir sama, memaksa seseorang untuk merespon kejadian itu secara berbeda pula (diskriminasi). Diskriminasi akan menimbulkan respon yang juga berbedabeda. Perbedaan antar stimuli dipengaruhi oleh factor sosiokultural. Dollard dan Miller sangat mementingkan peran bahasa
dalam motivasi, hadiah dan pandangan ke depan. Kata mampu dapat membangkitkan drive dan memperkuat atau memberi jaminan. Kata dapat menguatkan tingkah laku sekarang secara verbal dengan menggambarkan konsekuensi masa yang akan datang.
4. Secondary drive
Menurut Dollard dan Miller, stimulus atau cue apapun yang sering berasosiasi dengan kepuasan dorongan primer dapat menjadi reinforcement sekunder. Semua drive sekunder, dapat dianalisis asosiasinya dengan drive primer, walaupun terkadang asosiasi itu begitu kompleks sehingga sukar ditemukan jejaknya.
Kemampuan memakai bahasa dan respon isyarat sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dimana orang orang itu berkembang. Sebagian besar interaksi anak dengan lingkungannya berkenaan dengan bagaimana  enghasilkan symbol komunikasi verbal (verbal cues) serta bagaimana memahami simbul verbal produk orang lain. Bahasa adalah produk sosial dan akalu proses bahasa itu penting, maka lingkungan social pasti juga penting dalam perkembangan kepribadian. Dollard dan Miller menekankan saling ketergantungan antara tingkah laku dengan lingkungan sosiokultural. Bagi Dollard dan Miller, prinsip–prinsip belajarnya dapat diterapkan lintas budaya. Dollard dan Miller yakin bahwa tingkah laku orang dipengaruhi oleh masyarakatnya.
Dollard dan Miller mengasumsikan bahwa konflik tak sadar, yang sebagian besar dipelajari selama masa bayi dan masa kanak-kanak, merupakan dasar untuk masalah-masalah emosional berat dalam kehidupan kemudian. Mereka sependapat dengan para teoretikus psikoanalitik yang memandang pengalaman-pengalaman selama enam tahun pertama dalam kehidupan merupakan faktor-faktor penentu yang sangat penting bagi tingkah laku orang dewasa.
Dollard dan Miller memandang penting faktor ketidaksadaran tetapi berbeda dengan Freud. Dollard dan Miller membagi isi-isi ketidaksadaran menjadi dua, yaitu pertama, ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadari (seperti stimuli, drive dan respon yang dipelajari) juga apa yang dipelajari secara nonverbal dan detail dari berbagai ketrampilan motorik. Kedua, berisi apa yang
pernah disadari tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi.
Formulasi tingkah laku konflik dari Dollard dan Miller sangat terkenal. Karena manurut Dollard dan Miller, konflik membuat orang tidak dapat merespon secara normal. Ada tinga bnetuk konflik yaitu konflik approach-avoidance (orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi), konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif), dan konflik approach-approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama positif). Ketiga bentuk konflik tersebut mengikuti lima asumsi dasar mengenai tingkah laku konflik, yaitu:
1. Kecenderungan mendekat (gradient of approach)
Kecenderungan mendekati tujuan positif semakin kuat kalau orang semakin dekat dengan tujuannya itu
2. Kecenderungannya menghindar (gradient of avoidance)
Kecenderungan menghindar dari stimulus negatif semakin kuat ketika orang semakin dekat dengan stimulus negatif tersebut
3. Peningkatan gradient of avoidance lebih besar dibandingkan gradient of approach
4. Meningkatnya dorongan yang berkaitan dengan mendekat atau menghindar akan meningkatkan gradient. Jadi meningkatnya
motivasi akan memperkuat gradient mendekati atau gradient menjauhi pada semua tutuk jarak dari tujuan.
5. Manakala ada dua respon bersaing, maka yang lebih kuat yang akan terjadi.
inti setiap neurosis adalah konflik tak sadar yang kuat, dan sumber konflik itu hampir selalu ditemukan dalam masa kanak-kanak individu. Dollard dan Miller dividu. ap neurosis adalah konflik tak sadar yang kuat, dan sumber konflik itu hampir selalu ditemukan dalam masa kanak-kanak imenyatakan bahwa “konflik-konflik neurotic diajarkan oleh orang tua dan dipelajari oleh anak.”
prosedur-prosedur terapiotik aktual yang dianjurkan oleh dollard dan miller sangat tradisional. Ahli terapi harus menjadi seorang pendengar yang simpatik dan permisif, mendorong pasien untuk mengungkapkan semua perasaannya dan bebas berasosiasi. Apapun pikiran-pikiran pasien, ahli terapi harus bersikap tidak menghukum dan berusaha membantu pasiaen untuk memahami perasaan-perasaan ini dan bagaimana perasaan-perasaan ini berkembang.


223



















224












226-229











229




























232









233





238






241




















246



252





8
Penelitian khas dan metode penelitian
penelitian eksperimental
254
9
Beberapa teori serupa
teori-teori rintisan dari Dollard dan miller bersama dari teori tokoh-tokoh seperti O. Hobbart Mowrer (1950, 1953) dan Robert R. Sears (1944-1951), terbukti sangat berpengaruh merangsang usaha-usaha lebih lanjut untuk memperluas prinsip-prinsip belajar kedalam bidang perkembangan kepribadian dan paikoterapi. Dua pasang tokoh, Joseph Wolpe dan Hans Eysenck, serta Martin Seligman dan albert Bandura, kiranya mampu memberikan gambaran tentang berbagai arah perkembangan pendekatan-pendekatan teori belajar terhadap kepribadian. Pandangan-pandangan Wolpe dan Eysenck lebih menarik dibandingkan dengan pandangan dollard miller. Dollard dan Miller juga sangat dipengaruhi oleh psikoanalitik.
258
10
status sekarang dan evaluasi
teori S-R merupakan  suatu pendirian teoritis yang dalam banyak hal adalah khas Amerika. Teori S-r ini bersifat objektif, fungsional, sangat menenkankan penelitian empiris dan hanya sedikit sekali memperhatikan sisi objektif dan intuitif tingkahlaku manusia. Karena itu teori S-R berbeda secara mencolok dengan banyak teori lain yang telah dibicarakan. Yang sangat berkiblat pada psikologi eropa.
298

Komentar