Oleh:
Dewi Hidayati, Mery Marlinda, Zakiyah Mahmudah
Pembimbing:
Dra. Hj. Zalyana, AU, M.Ag.
Mata Kuliah:
Psikologi Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai
tujuan pendidikan yang sebenarnya tentu diperlukan partisipasi dari sang pelaku
pembelajaran, yaitu siswa. Dan guru pun harus mampu melihat bagaimana respon
siswa terhadap pembelajaran. Sebagaimana yang kita tahu bahwa motivasi, minat
dan bakat siswa sangat berperan dalam suksesnya proses pembelajaran. Semakin
baik ketiga hal tersebut dimiliki siswa maka semakin efektiflah proses
pembelajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini kami akan membahas tentang pengaruh motivasi, minat dan bakat dalam proses
pembelajaran siswa.
C. Tujuan
Tujuan adanya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Psikologi Pembelajaran dan untuk
menambah khazanah keilmuan para pembaca, maka dengan adanya makalah ini kita
bisa mengetahui pengaruh motivasi, minat dan bakat siswa dalam proses
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Motivasi
Istilah
motivasi baru dikenal sejak awal abad kedua puluh. Selama beratus-ratus tahun,
manusia dipandang sebagai makhluk rasional dan intelek dan memilih tujuan dan
menentukan tujuan secara bebas. Manusia bebas untuk memilih, dengan pilihan
yang ada baik atau buruk, tergantung pada intelegensi dan pendidikan individu,
oleh karenanya manusia bertanggung jawab penuh terhadap setiap perilakunya.
Konsep
motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat,
bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi
tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan diluar kontrol manusia. Sehingga
lahirlah sebuah pendapat, bahwa manusia selain sebagai makhluk rasionalistik,
ia juga sebagai makhluk yang mekanistik, yaitu makhluk yang digerakkan oleh
sesuatu diluar nalar, yang disebut dengan naluri atau insting[1].
Suatu
hal penting yang berkaitan dengan motivasi adalah bahwa motivasi itu tidak bisa
diamati secara langsung. Tetapi motivasi dapat diketahui dari tingkah laku,
yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat seseorang. Dari hal-hal
tersebut dapat diketahui tentang motivasinya[2].
Menurut M.
Utsman Najati seperti yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh, motivasi adalah
kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan
menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi
memiliki tiga komponen pokok yaitu:
1. Menggerakkan. Motivasi
menimbulkan kekuatan dalam diri individu, membawa seseorang untuk bertindak
dengan cara tertentu.
2. Mengarahkan.
Motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu
orientasi tujuan.
3. Menopang.
Motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar
harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu.
Perilaku
individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju
pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Para ahli sering kali menjelaskan
perilaku individu ini dengan tiga pertanyaan pokok, yaitu: Apa (What),
Bagaimana (How) dan mengapa (Why). Apa yang ingin dicapai oleh individu,
bagaimana cara mencapainya, dan mengapa individu melakukan kegiatan tersebut.apa
yang ingin dicapai oleh individu mungkin sama namun bagaimana mencapai dan
mengapa individu ingin mencapainya mengkin berbeda[3].
Jadi, motivasi
merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau
keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata
lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang
yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh
kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala
sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut
mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan
lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan
hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar
pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat
seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Seperti
yang dikutip oleh Zalyana dari Haris Mudjiman, ada beberapa cara yang dapat
disarankan dalam memotivasi belajar siswa:
1. Penggunaan
alat peraga dalam rangka menarik perhatian dan memperjelas.
2. Pemberian
insentif, yang berupa pujian dari guru, atau timbulnya kepuasan dari dalam diri
karena pekerjaannya berhasil.
3. Penumbuhan
keinginan untuk mengetahui sesuatu
4. Pengorganisasian
bahan ajar
5. Penciptaan
suasana yang nyaman dalam belajar
6. Pemberian
bantuan agar siswa memiliki tujuan belajar yang jelas.
7. Pemberian
umpan balik.
Cara
lain yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat belajar siswa adalah:
1. Belajar
melalui model, yaitu melihat pengalaman-pengalaman yang pernah dicoba oleh
orang lain.
2. Belajar
kebermaknaan, dengan cara guru menghubungkan materi dengan pengalaman siswa masa
lampau, dan bagaimana mengatasi untuk masa depan dan membuat contoh-contoh yang
berguna bagi siswa.
3. Melibatkan
siswa dalam interaksi yang menimbulkan motivasi seperti: kemukakan tujuan yang
hendak dicapai, tunjukkan hubungan-hubungan agar siswa memahami apa yang
diperbincangkan, menjelaskan pelajaran secara nyata, hindari pembicaraan dari
hal-hal yang abstrak yang tidak terjangkau pikiran siswa.
4. Temu
tokoh
5. Wisata
alam[4]
B.
Bakat
Bakat
atau aptitude merupakan kecakapan
potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam sesuatu bidang atau
kemampuan tertentu. Seseorang lebih berbakat dalam bidang bahasa sedang yang
lain dalam matematika, yang lain lagi lebih menunjukkan bakatnya dalam sejarah,
dan sebagainya[5].
Banyak
para ahli mengemukakan tentang definisi bakat. Diantaranya adalah menurut W. B
Michael bakat merupakan suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi
oleh pengalaman atau belajar, bakat berkenaan dengan kemungkinan menguasai
sesuatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu.
Guillford
memberikan definisi sedikit berbeda, menurutnya bakat banyak sekali, sebanyak perbuatan
atau aktivitas individu. Ada tiga komponen dari bakat menurut Guillford, yaitu
komponen: Intelektual, perseptual dan psikomotor. Komponen intelektual terdiri atas beberapa aspek, yaitu aspek
pengenalan, ingatan, dan evaluasi. Komponen
perseptual juga meliputi beberapa aspek, yaitu pemusatan perhatian,
ketajaman indra, orientasi ruang dan waktu, keluasan dan dan kecepatan
mempersepsi. Komponen psikomotor
terdiri atas aspek-aspek rangsangan, kekuatan dan kecepatan gerak, ketepatan,
koordinasi gerak dan kelenturan[6].
Bakat
dapat diartikan sebagi kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah
daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang,
sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat
dilakukan di masa yang akan datang[7].
Bakat
memungkinkan seseorang mencapai prestasi tertentu dalam bidang tertentu. Akan
tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi
agar dapat tersebut dapat terwujud. Misalnya seseorang memiliki bakat
menggambar, jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan, maka
bakat tersebut tidak akan tampak. Jika orang tuanya menyadari bahwa ia
mempunyai bakat menggambar dan mengusahakan agar ia dapat pengalaman yang
sebaik-baiknya untuk mengembangkan bakatnya, dan anak itu juga menunjukkan
minat yang besar untuk mengikuti pendidikan menggambar, maka ia akan dapat
mencapai prestasi unggul untuk bidang tersebut[8].
Dalam
kehidupan di sekolah sering tampak bahwa seseorang yang bakat dalam olah raga,
umumnya prestasi mata pelajarannya juga baik, tetapi sebaliknya dapat terjadi
prestasi semua mata pelajarannya tidak baik. Keunggulan dalam salah satu bidang
apakah bidang sastra, seni atau matematika, merupakan hasil interaksi dari
bakat yang dibawa sejak lahir dan faktor lingkungan yang menunjang, termasuk
minat dan motivasi.
Adapun
sebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak
terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan.
1) anak
itu sendiri. Misalnya anak tersebut tidak atau kurang berminat untuk
mengembangakn bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk
mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin pula mempunyai kesulitan atau
masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan diri dan
berprestasi sesuai dengan bakatnya.
2) Lingkungana
anak. Misalnya orang tua si anak kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan
sarana pendidikan yang ia butuhkan, atau ekonominya cukup tinggi tetapi kurang
memberi perhatian terhadap pendidikan anak[9].
Pada
dasarnya setiap orang memiliki bakat-bakat tertentu. Dua anak bisa sama-sama
mempunyai bakat melukis, tetapi yang satu lebih menonjol daripada yang lain
bahkan saudara sekandung dalam satu keluarga bisa memiliki bakat yang
berbeda-beda. Anak yang satu berbakat untuk bekerja dengan angka-angka, anak
yang lain dalam bidang olah raga, serta yang lainnya lagi berbakat menulis
(mengarang).
C.
Minat
Minat selama
ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang,
sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya.
Terlepas dari anggapan tersebut, minat siswa belajar merupakan bagian penting
yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga/ sekolah, karena tidak ada sekolah tanpa
proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar adalah kunci tercapainya visi
dan misi sekolah.
Minat
mempunyai peranan penting bila dikaitkan dalam lembaga dan kurikulum
pembelajarannya, karena minat mempunyai kecenderungan pada siswa untuk aktif
dan respon terhadap sasarannya. Apabila sebuah kurikulum pembelajaran sekolah
sudah tidak diminati, maka siswa akan cenderung pasif dan tidak
memperdulikan segala usaha yang telah dilakukan oleh sekolah tersebut, sebalikanya
jika kurikulum yang dilaksanakan diminati oleh siswa, maka siswa akan cenderung
melakukan kegiatan yang berguna dan berjalan sesuai apa yang diharapkan oleh
sekolah.
Minat secara
bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu keinginan.
Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh sebagai
berikut : Menurut Slamito, minat
adalah suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau suka kepada sesuatu
hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh[10].
Menurut Mahfud Shalahuddin,
mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian yang mengandung
unsur- unsur perasaan. Andi Mappiare
berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka takut atau kecenderungan-
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu[11].
Dari
pemaparan mengenai definisi-definisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa,
minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan
dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran,
sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi
untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat di pastikan dari
sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.
Minat
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena itu guru berkewajiban
untuk menumbuhkan minat belajar siswanya. Yang dapat dilakukan guru adalah
sebagai berikut:
1. Memahami
kebutuhan anak didik dan berupaya melayani kebutuhan mereka.
2. Jangan
memaksa anak didik untuk tunduk pada kemauan guru
3. Memberikan
informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang
akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
4. Menjelaskan
kegunaan materi pelajaran untuk masa yang akan datang.
5. Menghubungkan
materi pelajaran dengan peristiwa yang kontektual[12].
Minat yang
muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat
tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi penyebabnya. Faktor
tersebut diantaraya; (a). Faktor Individu dan (b). Faktor Sosial.
1.
Faktor individu
Merupakan
pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena
; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi. Setiap
individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga
minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain.
Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi
maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi.
Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan
cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak.
2.
Faktor sosial
Merupakan
pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena kondisi
keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi
oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang
kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritar petani padi), maka siswa
cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi
bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan
(mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih
dalam mengenai perikanan[13].
Jadi, Peran
minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan
adanya minat siswa untuk belajar, proses pembelajaran akan dapat efektif. Jika
murid telah berminat dalam kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat
dipastikan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan hasil belajar
juga optimal.
BAB III
PENUTUP
Motivasi merupakan
satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu
tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Bakat
dapat diartikan sebagi kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih. Dan minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri
seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian
yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk
mencapai sasaran tersebut.
Dalam proses
pembelajaran antara motivasi, bakat dan minat berperan dalam mensukseskan
tercapainya tujuan pembelajaran bagi siswa. dengan adanya ketiga hal tersebut,
proses pembelajaran akan dapat efektif. dan dipastikan proses belajar mengajar
akan berjalan dengan baik dan hasil belajar juga optimal.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hartono, Ny. B. Agung dan Sunarto. Perkembangan Peserta Didik. 2006. Jakarta:
Rineka Cipta.
Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi. 2008. Jakarta: Kencana.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. 2005. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Walgito, Bimo. Pengantar
Psikologi Umum. 2004. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Zalyana. Psikologi
Pembelajaran Bahasa Arab. 2010. Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press.
[1] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi
(Jakarta: Kencana, 2008) Hlm. 178
[2] Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 2004) hlm. 220
[3] Nana Syaodih SukmaDinata,
Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) hlm. 60
[4] Zalyana, Psikologi Pembelajaran
Bahasa Arab (Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2010) hlm. 201
[5] Nana Syaodih Sukmadinata,
Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) hlm.
101
[6] Ibid, hlm. 102
[7] Sunarto dan Ny. B. Agung
Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 120
[8] Sunarto dan Ny. B. Agung
Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 121
[9] Ibid, hlm. 122
[10] Zalyana, Psikologi Pembelajaran
Bahasa Arab (Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2010) hlm. 196
[12] Zalyana, Psikologi Pembelajaran
Bahasa Arab (Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2010) hlm. 197
Komentar